(0341) 571035 library@um.ac.id

Oleh Rokhmad Priyono

Jika dilihat dari judulnya, mungkin asumsi pembaca tentang perpustakaan sebagai penyelamat adalah menyelamatkan para pemustakanya dari kurangnya informasi dan ilmu pengetahuan karena mereka membutuhkan sumber informasi ataupun ilmu pengetahuan tersebut selain dari yang pernah diperoleh baik di tempat pembelajaran formal maupun informal. Namun yang ingin saya bahas ini adalah perpustakaan sebagai penyelamat dalam artian yang sesungguhnya. Sesuatu yang tidak lazim dan diluar yang biasanya ini saya temukan dalam sebuah film yang kebetulan saya sudah menontonnya yaitu film yang berjudul “Detention of the Dead” dirilis pada tahun 2012. Dan kebetulannya juga saya termasuk salah satu penggemar film, terutama film barat dan juga beberapa film asia terutama yang bergenre action, misteri, horror, serta thriller.

Pemikiran saya ini muncul ketika menyaksikan film tersebut mulai dari awal sampai akhir terlihat kalau adegan di dalamnya sebagian besar di perpustakaan sekolah. Meskipun secara keseluruhan sebenarnya yang dijadikan setting tempat adalah sebuah sekolah menengah atas yang terletak di suatu kota di Amerika Serikat. Film ini termasuk kategori film yang bergenre horror thriller, dimana inti ceritanya adalah kemunculan wabah zombie yang menyerang para warga sekolah, mulai dari guru, siswa dan tenaga sekolah lain termasuk pustakawan.

Ada beberapa scene yang saya cermati yang membuktikan situasi seperti pada judul diatas, dari yang saya temukan setidaknya ada enam scene yang masing-masing adegan di dalamnya menunjukkan jika perpustakaan sekolah merupakan tempat yang paling aman dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain yang terdapat di sekolah tersebut. Di sinilah nanti kita melihat bahwa di balik stigma negatif mayoritas para siswa di sekolah tersebut terhadap perpustakaan sekolahnya, ternyata ada manfaat yang benar-benar “ajaib” yaitu sebagai penyelamat dalam arti yang sesungguhnya, bagi sekelompok siswa yang kebetulan masih mau menganggap keberadaan perpustakaan di sekolahnya.

Gambar 1. Willow, Eddie dan siswa lain membarikade diri di perpustakaan dari serangan para zombie

Pada gambar 1 yang menampilkan scene dimana para siswa memutuskan membuat barikade dari rak-rak buku dan tumpukan buku yang ada di perpustakaan menunjukkan bahwa selain berfungsi sebagai tempat untuk memperoleh informasi dari bahan koleksi yang terdapat disana, bagi para siswa jajaran rak-rak kayu yang kuat dan tebal serta buku-bukunya di perpustakaan pada saat darurat dapat dirubah fungsi dan perannya menjadi pelindung dan benteng dari bahaya kedatangan zombie di sekolah. 

Gambar 2. Pencarian informasi tentang zombie yang dilakukan oleh sekelompok siswa

Adegan pada gambar 2 juga menunjukkan bahwa para siswa menyadari jika ingin mendapatkan sebuah informasi maka salah satu tempat yang paling tepat untuk dituju adalah perpustakaan. Demikian juga saat para siswa membutuhkan informasi yang berhubungan dengan zombie, langsung saja kelompok siswa tersebut dengan kompak memutuskan untuk mencari dan mendapatkannya di perpustakaan sekolah. Dalam hal ini membuktikan jika dalam kondisi bagaimanapun, termasuk saat berbahaya karena serangan zombie, para siswa tetap mengingat bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mencari dan mendapatkan informasi.

D:\Rokhmad\daftar-referensi\ref-analisis-film\pic1.png
Gambar 3. Willow, Eddie dan kawan-kawan tetap berlindung di perpustakaan karena dirasa nyaris akan tetap aman

Pada gambar 3 menunjukkan bahwa dengan berlindung dan tetap berada di perpustakaan sekolah sampai meredanya wabah zombie paling tidak akan membuat kelompok siswa tersebut nyaris berhasil untuk tetap aman dan selamat dari mara bahaya tersebut. Hal tersebut menurut saya menggambarkan bahwa pada benak para kelompok siswa itu jika situasi sedang genting dan hampir semua tempat berbahaya untuk dituju, maka salah satu tempat yang paling aman adalah perpustakaan, meskipun entah dengan alasan bahwa perpustakaan pada film ini bukanlah merupakan tempat favorit berkumpulnya para siswa yang ada di sekolah tersebut sehingga akan dapat terhindar dari penciuman para zombie yang sedang mencari mangsa untuk menyebarkan wabah ataukah alasan lain yang intinya saat itu perpustakaan sekolah adalah ruang penyelamat.

Gambar 4. Willow bertemu dengan tikus zombie di plafon perpustakaan

Pada adegan di gambar 4 lagi-lagi menunjukkan jika memang perpustakaan adalah tempat yang teraman saat itu. Hal tersebut dibuktikan dengan celakanya Ash karena tergigit tikus zombie saat bersama Willow dan Brad ketika mencoba jalan keluar lain untuk selamat dengan melewati lorong ventilasi ruangan. Bahkan tempat yang sempit dan bukan jalan untuk lewat manusia saja tidak luput dari imbas mara bahaya zombie saat dijadikan pelarian atau jalan tersembunyi dari gigitan zombie. Setelah gagal melarikan diri, Willow dan Brad akhirnya kembali lagi ke perpustakaan untuk berlindung.

Gambar 5. Willow, Janet dan Eddie membuat gerobak darurat dari kereta buku yang ada di perpustakaan

Dari adegan yang dapat dilihat di gambar 5, masih tetap perpustakaan menunjukkan peran dan fungsinya sebagai tempat perlindungan terakhir, meskipun lama-lama barikade dari meja, tumpukan buku dan rak-rak akhirnya akan melemah dan dapat diterobos zombie. Bahkan dalam kondisi terpojok, muncul kreativitas dari Willow, Janet dan Eddie untuk membuat kendaraan seadanya agar dapat digunakan melarikan diri dari kejaran zombie. 

Gambar 6. Willow dan Eddie akhirnya selamat setelah pasukan keamanan datang karena sebelumnya berlindung di perpustakaan

Nah, di adegan pada gambar 6 inilah semakin memperkuat bukti bahwa pada film ini ditunjukkan bagaimana hebatnya perpustakaan sekolah dalam menyelamatkan dua siswa tersebut dari marabahaya serangan zombie dikarenakan mereka berjuang hidup mati sambil berlindung di perpustakaan sekolah dengan segala daya upaya memanfaatkan sarana dan prasarana di dalamnya sehingga mereka dapat berjalan keluar gedung sekolah dengan selamat dan dijemput aparat militer.
Rokhmad Priyono adalah pustakawan ahli muda di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang. Saat ini bertugas sebagai Koordinator Kelompok Pustakawan (KKP) di bagian referensi dan karya ilmiah UPT Perpustakaan UM.

Translate »