(0341) 571035 library@um.ac.id

2

 

Prof. Richard Feynman, peraih Nobel Fisika pernah mengatakan bah­wa, sebagai seorang ilmuwan, dia menikmati keindahan bunga dengan lebih­ mendalam daripada seorang seniman. Artis atau orang biasa hanya menikmati­ dan menghargai keindahan bunga hanya dari aspek keindahan luar bunga tersebut. Sebagai ilmuwan dia lebih menikmati keindahan bun­ ga – tidak hanya dari keindahan luar bunga – tapi jauh lebih dalam, seperti struktur­ molekul, metabolisme, biofisika dan aspek ilmiah lainnya [3]. Berdasarkan pandangan di atas, sebagai dosen dan peneliti, saya meng­ ana­logikan universitas sebagai “bunganya Richard Feynman”. Universitas tidak hanya dilihat dari fasilitas fisik saja, tapi jauh lebih dalam – yaitu proses pendidikan dan penelitian di dalamnya. Proses ini harus didasarkan pada budaya ilmiah. Budaya ilmiah tidak akan ada jika tidak ada integritas ilmiah, dan integritas ilmiah tidak akan terbentuk jika tidak ada praktik penelitian yang baik. Ada beberapa prinsip dalam praktik penelitian yang baik:

 

  • Praktik penelitian yang baik memerlukan pembimbingan dan latihan yang tepat.
  • Praktik penelitian yang baik mendorong keterbukaan dan penyebaran hasil penelitian.
  • Praktik penelitian yang baik membutuhkan penyimpanan catatan yang tertatur benar.
  • Praktik penelitian yang baik membutuhkan hasil yang berkualitas tinggi dan praktik publikasi yang baik.

 

Berdasarkan pertimbangan di atas, menjadi ilmuwan itu memang susah. Agar bisa unggul dalam penelitian ilmiah, premis dasar berikut perlu di­ pertimbangkan­ secara serius. Pertama, keunggulan dalam penelitian ada­ lah salah satu akar utama dari semua keunggulan akademis, baik dalam pendidikan­ ditingkat sarjana dan pascasarjana. Kedua, dalam sains, tidak peduli­ seberapa spektakuler hasilnya, pekerjaannya tidak selesai sampai hasilnya­ dipublikasikan. Hal-hal ini tidak akan bisa dicapai dengan mudah karena­ penelitian ilmiah biasanya membutuhkan kerjasama antara peneliti dari berbagai bidang. Hal ini akan menghasilkan pertukaran gagasan, mem­ promosikan persaingan, dan menumbuhkan kerendahan hati. Dengan de­ mikian, penelitian yang dilakukan secara kelompok adalah inkubator untuk penggandaan­ gagasan. Berdasarkan prinsip-prinsip ini, mari kita ciptakan penelitian superstar di Universitas Negeri Malang!

MENTALITAS PROFESIONAL SEORANG PROFESOR

Perguruan tinggi tidak dapat dilepaskan dari kualitas profesornya, kare­ na sebuah perguruan tinggi akan menjadi unggul jika kualitas profesornya juga unggul. Pandangan di bawah ini adalah modifikasi dari tulisan Jansen Sinamo yang berjudul “7 Mentalitas Profesional” [5] yang saya pikir juga berlaku untuk seseorang yang bergelar Profesor. Sejak saya dilantik sebagai profesor di UTM tujuh tahun yang lalu, banyak orang memanggil saya “prof ”, suatu gelaran yang kadang-kadang membuat saya malu dan bertanya: “Layakkah saya dipanggil dengan gelar itu?” Di bawah ini adalah gambaran sikap dan mentalitas yang perlu dipunyai oleh seorang profesor. Saya akan berusaha kearah itu, Insya Allah.

Mentalitas mutu. Inilah ciri utama dari seorang profesor yang profe­ sio­nal, yaitu mementingkan kualitas daripada kuantitas. Menurut saya sese­orang­ tidaklah layak menjadi seseorang profesor jika dia hanya meng­ andalkan­ kuantitas saja — apakah karena telah mengajar selama puluhan tahun­ tanpa sembarang hasil penelitian yang berkualitas layak dihargai sebagai profesor?

Mentalitas altruistik. Inilah mentalitas kedua yang harus dipunyai oleh seorang profesor — setelah dia memenuhi mentalitas mutu di atas. Mentali­ tas ini didorong oleh pengabdian untuk mengajarkan dan mengembangkan ilmu yang dipunyainya untuk orang lain. Menurut Wikipedia [6]: “Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan ‘orang lain’ tanpa memperhatikan diri sendiri”. Dalam hal ini, karena profesor selalu berhadapan langsung dengan masyarakat ilmiah dan mahasiswa yang diajar dan dibimbingnya, maka mereka tersebut adalah ‘orang lain’ tersebut.

Mentalitas mendidik. Mendidik tidak sama dengan mengajar. Dalam mendidik faktor panutan memegang peranan penting. Tidaklah mendidik jika seorang profesor bercerita bahwa perbuatan mencuri adalah perbuatan yang tercela jika dia melakukan plagiat dan tidak menghargai jerih payah mahasiswanya — seperti dengan mencantumkan namanya paling depan dipublikasi ilmiah — padahal semua hasil dalam publikasi ilmiah itu adalah hasil jerih payah mahasiswanya, dari ide, membuat proposal dan menulis publikasi tersebut. Profesor hanya bertugas memperbaiki bahasa Inggrisnya saja.

Mentalitas pembelajar. Profesor hendaklah selalu meningkatkan pengetahuannya setiap saat.

Mentalitas pengabdian. Mengabdi untuk bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan mentalitas profesional seorang profesor.

Mentalitas kreatif. Kreativitas tidak hanya perlu dipunyai oleh pro­ fesor tetapi juga oleh semua orang. Namun, jika profesor tidak kreatif, dapat dibayangkan bahwa tidak akan ada penemuan-penemuan baru yang dihasilkan olehnya.

Mentalitas etis. Masalah etika dalam dunia akademis perlu lebih diperhatikan secara serius oleh universitas karena jika tidak diperhatikan, ini akan menyebabkan hilangnya hikmah dari sebuah universitas dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.

PENGEMBANGAN INSTITUSI YANG BERKEBERLANJUTAN

Saat ini saya diamanahkan untuk menjabat sebagai Direktur sebuah pusat penelitian di UTM. Banyak tantangan yang perlu dihadapi untuk menjadikannya sebagai pusat penelitian yang berkeberlanjutan. Untuk itu, perlu strategi yang tepat untuk menanggapi kebutuhan universitas pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengembangan infrastruktur, sumber daya manusia dan keberlanjutan keuangan (financial sustainability) merupakan hal utama dalam pengembangan pusat penelitian dan universitas di masa depan. Perubahan signifikan dalam perubahan struktur kelembagaan mungkin perlu dilakukan. Prinsip-prinsip yang dipegang dalam pengembangan institusi yang berkeberlanjutan adalah sebagai berikut [7]:

  • Kepemimpinan akademik
  • Integrasi penelitian dan pendidikan
  • Aktivitas yang inovatif yang berdampak global
  • Pendekatan lintas disiplin untuk mengatasi tantangan global
  • Organisasi yang dapat diakses oleh publik dengan mudah
  • Kesinambungan keuangan

Strategi pengembangan institusi penelitian dan universitas perlu merujuk kepada prinsip-prinsip di atas.

Download Pidato Guru Besar Prof. Dr. Hadi Nur Kearifan Sebuah Universitas

  

A complete publication list is available
by clicking here.

 

Translate »