(0341) 571035 library@um.ac.id

Malang – Tim peneliti Universitas Negeri Malang (UM) bersama SD Laboratorium UM Malang mengembangkan sebuah model pembelajaran inovatif bernama PLAYER-Cs. Model ini dirancang untuk membantu guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus melatih keterampilan abad ke-21 pada siswa dan mendukung tercapainya SDGs ketiga (Good Health and Well-Being) dan keempat (Quality Education).

PLAYER-Cs merupakan singkatan dari Play, Learn, Apply, Reflect, Cooperate, and Critically Think. Konsep ini menggabungkan belajar sambil bermain, menerapkan pengetahuan dalam praktik nyata, melakukan refleksi, bekerja sama dalam tim, hingga membiasakan siswa berpikir kritis. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan sosial. PLYAER-Cs ini dikembangkan oleh tim penelitian dari Universitas Negeri Malang yang terdiri dari Sari Karmina, Ph.D., Prof. Arif Hidayat, Siti Muniroh, Ph.D, dan Siti Mas’ula.

 

Sebagai tindak lanjut, tim peneliti UM menyelenggarakan pelatihan bagi guru Bahasa Inggris SD Laboratorium UM. Pelatihan ini berlangsung dalam dua sesi, yakni pada 1 dan 15 Agustus 2025. Materi yang diberikan mencakup pemahaman konsep PLAYER-Cs sekaligus praktik penerapan langsung di kelas.

Ketua Tim Peneliti, Sari Karmina, Ph.D., menjelaskan bahwa model ini lahir dari kebutuhan akan metode belajar yang lebih sesuai dengan karakteristik generasi muda saat ini. “Kami ingin menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Dengan PLAYER-Cs, anak-anak tidak sekadar belajar materi, tetapi juga berlatih bekerja sama, merefleksikan pengalaman, serta berpikir kritis terhadap persoalan di sekitar mereka,” ungkapnya.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadikan SD Laboratorium UM sebagai sekolah percontohan penerapan model pembelajaran inovatif. Ke depan, konsep ini juga berpeluang diperluas ke sekolah dasar lainnya.

“Harapan kami, PLAYER-Cs tidak hanya berhenti di SD Lab UM, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan dasar di Indonesia,” tutup Sari Karmina.

Translate »