(0341) 571035 library@um.ac.id

Masyarakat gemar belajar harus kita tumbuhkan dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih cerah. Pada masa-masa yang akan datang individu akan mengalami kesulitan untuk hidup dalam suasana perubahan yang sangat cepat bilamana tidak belajar yang bara secara terus-menerus. Ketika kehidupan lebih sederhana suatu generasi dapat dengan mudah mewariskan kecakapannya atau dalam hal yang lebih luas lagi yaitu kebudayaannya kepada generasi berikutnya. Dalam kesederhanaan itu, kehidupan yang akan datang adalah pengulangan daripada masa lalu. Namun sekarang, perubahan terjadi secara cepat dan menuntut kemampuan manusia untuk dapat hidup menyesuaikan diri dengan perubahan itu bahkan dituntut pula untuk mengadakan perubahan-perubahan baru. Margaret Nead menyatakan bahwa dunia dimana kita lahir bukanlah dunia dimana kita hidup, dan bukan pula dunia dimana kita akan mati (Cross, 1981:1). Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah yang tepat dengan cara mencari berbagai alternatif untuk memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat sebagai warga negara untuk meningkatkan kemampuannya sebaik mungkin. Pendidikan sejauh mungkin hendaknya memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara. Pembangunan manusia seutuhnya akan menyangkut seluruh aspek tingkah laku manusia antara lain pola pikir, nilai-nilai, sikap dan keterampilan yang merupakan tugas pendidikan. Pendek kata pembangunan menghendaki perubahan kualitas individu anggota masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas masyarakat keseluruhannya. Berikut ini akan kami gambarkan secara singkat tentang keadaan pendidikan terutama di pedesaan pada waktu sekitar tahun 1970-an, sebagai latar belakang diadakannya upaya mencari alternatifpendidikan yang lebih efisien dan efektif bagi masyarakat luas sebagaimana permainan simulasi yang dicobakan IKIP Malang tahun 1975.

Buku lengkap tersedia di Perpustakaan UM dalam bentuk Buku cetak. Tautan katalog buku, silakan klik disini.

Translate ยป