(0341) 571035 library@um.ac.id

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif , kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks.  Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif. Tolak ukur  dari suksesnya penerapan Kurikulum 2013 berkaitan dengan beberapa faktor kunci yaitu : (1). Kepemimpinan Kepala Sekolah, (2). Kreativitas Guru, (3). Aktivitas Peserta Didik, (4). Sosialisasi, (5). Fasilitas dan Sumber Belajar, (6). Lingkungan Akademik yang Kondusif, dan (7). Partisipasi Warga Sekolah.(Mulyasa, 2013: 36). Dalam pengembangan Kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari secara kontekstual.

Didalam setiap jenjang pendidikan formal, kurikulum memiliki kedudukan yang penting. Kurikulum biasanya dijadikan patokan atau pedoman untuk mengarahkan segala aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Secara umum, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, “curere” yang berarti berlari. Arti lainnya adalah jarak yang harus ditempuh.

Dalam dunia pendidikan, kurikulum memiliki pengertian sebagai suatu rencana pendidikan yang memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Konsep kurikulum ini kemudian semakin berkembang seiiring berjalannya waktu. Oleh karena itu kurikulum senantiasa diperbarui.Terdapat dua macam pandangan mengenai kurikulum. Pandangan pertama menyatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah. Pandangan pertama ini disebut sebagai pandangan lama atau konvensional karena sifatnya yang terlalu sempit.

Pandangan yang kedua adalah pandangan modern. Menurut pandangan modern, kurikulum merupakan dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki siswa melalui pengalaman belajar. Pandangan ini membuat konteks kurikulum memiliki cakupan yang luas dan memungkinkan untuk senantiasa berkembang.Dari keseluruhan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa kurikulum pendidikan merupakan seperangkat rencana tertulis dan pengaturan pendidikan. Kurikulum terdiri dari tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum dirancang khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkanmelalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA.

Pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan pola dasar: melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

Penelitiaan ini perlu dilakukan sebagai proses pencarian informasi dan data yang berkaitan dengan proses pembelajaran kurikulum 2013, khususnya pada penerapan konsep dasar IPA di kelas atas Sekolah Dasar. Implementasi penerapan kurikulum 2013 yang merupakan perubahan dari kurikulum berbasis kompetensi dan tingkat satuan pendidikan guru selaku pelaksana program harus melakukan penyesuaian dalam proses pembelajaran dikelas. Sehingga tidak sedikit dari para guru tersebut mengalami kesulitan ataupun ketidak pahaman terhadap penerapan kurikulum 2013 khususnya dalam penerapan proses pembelajaran  IPA di kelas atas sekolah dasar. Berbagai faktor dan kendala yang dihadapi guru inilah yang melatar belakangi perlunya penelitian yang difokuskan pada penerapan konsep dasar IPA yang merupakan bidang keahlian dari peneliti.

Download Pelaksanaan Pembelajaran Ipa SD Kurikulum 2013 Pada Kelas Atas Di Sekolah Dasar Kota Blitar

Translate »