(0341) 571035 library@um.ac.id

12

TIM PENELITI

Dr. Agung Haryono, SE., M.P., Ak. NIDN 0024046503

Drs. Achmad Ali Wafa, M.Pd. NIDN 0021025303

Ro’ufah Inayati, S.Pd., M.Pd. NIDN 0015118101

 

RINGKASAN

 

Loyalitas konsumen terhadap produk lokal tidak semata-mata hanya karena rasa nasionalisme kosumen, namun lebih banyak terbentuk karena layanan yang baik dari produsen dan kualitas produknya. Melimpahnya produk impor hortikultura di pasar Indonesia menunjukkan bahwa produk hortikultara lokal kalah dalam persiangan, tidak terkecuali di daerah Malang yang terkenal sebagai penghasil produk hortikultura. Salah satu pemicunya adalah rendahnya kualitas produk lokal yang disebabkan dipanen sebelum waktunya. Kondisi ini menunjukkan belum adanya kesadaran produsen dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Di sisi lain perilaku konsumen semakin rasional. Berkembangnya teknologi informasi dan transportasi memberikan tambahan wawasan dan keleluasaan konsumen dalam memilih barang dan jasa. Kosumen rasional akan selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang tertentu. Berkembangnya perdagangan bebas antar negara semakin memanjakan konsumen dalam memilih produk-produk berkualitas, karena melimpahnya ketersediaan barang lokal maupun impor di pasar. Untuk memenangkan persaingan produsen harus dapat memberikan produk yang berkualitas dan layanan yang baik pada konsumen. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya produsen dalam menciptakan konsumen yang loyal, karena perilaku produsen dalam memberikan layanan dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam berkonsumsi.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pelatihan literasi ekonomi berbasis kearifan lokal beserta bahan pelatihannya untuk produsen terutama pada petani dan UKM. Diharapkan dengan pengembangan model dan bahan pelatihan ini petani dan UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan yang lebih produktif dengan produk yang semakin berkualitas. Sehingga produk lokal akan memiliki konsumen yang loyal. Pengembangan model dan bahan pelatihan akan diawali dengan kegiatan survey anal isis kebutuhan petani dan pelaku UKM tentang perilaku produsen yang rasional.

Hasil survey tahun pertama dapat dipaparkan bahwa kebutuhan petani dan UKM terkait dengan literasi ekonomi dipetakan menjadi enam tema bahasan meliputi pasar tradisional, kewirausahaan, produksi, keuangan, perkoperasian dan pemasaran. Peta tema ini akan dikembangkan menjadi bahan pelatihan literasi ekonomi.

Pada tahun kedua, materi pelatihan sudah dikembangkan beberapa mata diklat juga telah dikembangkan media pelatihannya. Model pelatihan yang telah dikembangkan adalah model “Tutur Tinular”. Pada model ini peserta pelatihan tidak dijadikan obyek pembelajaran, namun mereka diperlakukan sebagai subyek pembelajaran yang harus aktif  “menularkan” atau menyebar-luaskan pengetahuan yang ia miliki pada peserta lain. Pengetahuan petani diperoleh secara mandiri dengan cara mempelajari kartu-kartu pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebagai media pelatihan didampingi pelatih.

Sebagai tindak lanjut dari program ini adalah implementasi program pada masyarakat sasaran yang lebih luas pada tahun ketiga.

Kata kunci: model pelatihan, literasi ekonomi, tutur tinular

Download Pengembangan Model Pelatihan Literasi Ekonomi pada Petani dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Malang

Translate »