(0341) 571035 library@um.ac.id

RINGKASAN

Suparti, Mardianto, Ely, S., 2009. Pengembangan Model Pembinaan Wirausaha Jamu (Tanaman Obat) Pada Masyarakat Pedesaan. Penelitian Hibah Pekerti Dibiayai DIPA DP2M Dikti.

Dengan dicanangkan gerakan “kembali ke alam” atau yang terkenal dengan istilah “back to nature” oleh WHO mendorong banyak negara-negara maju mulai melakukan perubahan dalam pola penyelenggaraan kesehatan bagi rakyatnya. Banyak negara-negara maju seperti beberapa negara Eropa Barat, Amerka, Jepang, dan lain-lain mulai melakukan riset bagi penemuan bahan alami untuk kesehatan. Lebih-Iebih RRC, Korea, Taiwan, dan India yang sudah sejak lama hanya memanfaatkan obat-obat alami . Dalam era globalisasi nanti jelas produk-produk obat alami luar negeri juga akan membanjiri pasar Indonesia, apabila hal ini tidak segera diantisipasi.

Di Sentra Industri Kecil Jamu di Desa Karangrejo Kabupaten Malang menemukan beberapa permasalahan antara Jain: 1) Peralatan pengolahan jamu (Tanaman Obat) menggunakan alat-alat yang masih sederhana, seperti lumpang dari batu dan alu dari kayu untuk menumbuk bahan baku jamu (Tanaman Obat) berupa jahe, kunyit, kencur dan lain-lain dan kondisinya higiene 2) Proses pengolahan jamu (Tanaman Obat ) masih kurang higiene, karena alat-alat yang digunakan dan proses pengolahan bahan baku jamu tidak melalui proses steril; 3) Pemasaran hasil produk jamu berbentuk cair maupun instan hanya dapat dilakukan secara lokal, karena produk jamu belum memiliki ijin resmi dari Depkes. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan Model Pembinaan Wirausaha yang memanfaatkan tanaman obat. Sedangkan tujuan khusus dalam kegiatan pembinaan antara lain: 1) membina teknik pengolahan jamu (Tanaman obat) yang higiene, 2) membina cara meningkatkan pemasaran hasil produk jamu (Tanaman Obat) dengan memvasilitasi cara memperoleh P-IRT.

Dalam kegiatan pengembangan Panduan Tehnik Pengolaha Jamu yang Higiene peneliti menggunkan model pengembangan Dick W. & Carey L,. Populasi dari penelitian ini adalah Wirausaha Jamu (Tanaman Obat) di Sentra Industri Kedl Jamu Desa Karangrejo Kabupaten Malang, sedangkan pelaksanaanuji coba produk panduan skala kecil diambil 5 orang. Data dikumpilkan dengan dokumentasi, wawancara dan observasi langsung. Tehnik analisis yang digunakan adalah Analisis Diskriptif Kulalitatif.

Hasil akhir yang diharapkan dan kegiatan penelitian tahun pertama ini adalah : Tersusunnya Panduan Teknik Pengolahan Jamu (Tanaman Obat) yang higiene yang sudah dl ujicobakan dan divalidasi oleh Tim Ahli.

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penelti perlu menyapaian beberapa saran berikut ini: 1) Selama ini bahan baku diperoleh para Wirausaha Jamu dari pembelian di pasar, sehingga cara penanaman dan pemanenannya tidak dapat diketahui waktu yang tepat pemanfaatan kandungan aktif dari bahan baku tanaman obat yang bersangkutan. Kandungan aktif dari bahan baku tanaman obat inilah yang akan berpengaruh kualitas hasil produk. Pada kesempatan lain perlu dikembangkan Cara budidaya bahan baku jamu berupa empon-empon jahe, kunyit, kencur dan lainnya) yang higiene, baik cara tanam maupun media tanamannya. 2) Peralatan pengolahan jamu (Tanaman Obat) yang digunakan para Wirausaha Jamu pada umumnya masih belum memenuhi persyaratan (kurang higiene), oleh karena diharapkan ada pihak yang menaruhi perhatian untuk mernfasilitasi dalam mencari bantuan ke instansi yang terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagang).

Translate ยป